MAKALAH
ILMU DAKWAH 2
Perkembangan Teori Keilmuan Dakwah dan Hubungannya dengan Ilmu
Bantu
Dibimbing
oleh Ibu Kalsum Minangsih, MA.
Disusun
oleh Kelompok 2:
JAINUN. NONI (
PMI 4/ 1112054000013 )
LILIS. OKVIYANI
(PMI 4/ 1112054000002)
FADEL MUHAMMAD ANUGRAH ( KPI 4/ 1112051000113 )
FAKULTAS
ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN
PENGEMBANGAN MASAYARAKAT ISLAM
KATA
PENGANTAR
Puju
syukur kami haturkan kehadirat allah SAW, karna berkat rahmat dan ridho-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu
Dakwah 2 tepat pada waktu nya.
Tak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Kalsum Minangsih, MA. Sebagai dosen
pengampu Ilmu dakwah. Makalah ini berisi pembahasan tentang “Perkembangan Teori
Keilmuan Dakwah serta Hubungannya dengan Ilmu Bantu”. Dimana ilmu-ilmu tersebut
yang saling berkaitan satu sama lain.
Kami
menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan agar kami dapat lebih baik
lagi dalam menyusun makalah.
Penyusun.
Ttd,
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejarah dan perkembangan dan pertumbuhan
ilmu dakwah telah dimulai sejak abad ke-10 masehi, yang dirintis oleh ibnu
nubattah dan diteruskan oleh para ulama pengkaji dakwah dengan berbagai
karyanya dibidang dakwah.
Perkembangan Ilmu dakwah mengalami
kemajuan pesat pada awal abad ke-20 masehi dimana pertumbuhan ilmu dakwah sudah
mulai dikaji sesuia dengan perkembangan dinamika keilmuan. Pada periode ini
ilmu dakwah sudah mulai dikaji secara spesialisasi dan pembidangan ilmu.
seperti metode dakwah, psikologi dakwah manajemen dakwah , filsafat dan
komunikasi dakwah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
Dakwah dan Proses Keilmuannya?
2.
Apa Eksistensi
dan Objek Studi dalam Ilmu Dakwah?
3.
Apa Saja
Ilmu-ilmu Bantu Ilmu Dakwah?
C.
Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat untuk bahan mata
kuliah , agar mahasiswa mampu mengerti dan memahami bagaimana perkembangan
keilmuan dakwah serta hubungannya dengan ilmu-ilmu yang lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dakwah dan
Proses Keilmuannya
Jalaluddin
Rahmat mengatakan bahwa dakwah adalah fenomena sosial yang dirangsang
keberadaanya oleh nash-nash agama islam. Fakta-fakta sosial tersebut dapat
dikaji secara empiris terutama pada aspek proses penyampaian dakwah serta
internalisasi nilai agama bagi penerima dakwah. [1]
Dakwah yang demikian itu baik yang
dilakukan secara individu atau kelompok ataupun lembaga,yang dilakukan dengan
berbagai media , dakwah merupakan
kenyataan sosial yang dapat di amati sehingga merupakan pengetahuan.
Pengetahuan yang dalam bahasa
Inggrisnya knowledge adalah gambaran atau kesan yang terdapat
dalam pikiran manusia tentang suatu hal baik mengenai sesuatu yang konkret
maupun abstrak sebagai hasil penangkapan beberapa panca indranya. Dimana yang
objeknya dapat berupa tentang dirinya, benda-benda di sekelilingnya, tentang
alam raya ini, kegiatan agama, dan sebagainya. Pengetahuan tersebut dapat
diperoleh dengan sengaja dan kadang-kadang bisa juga dengan tidak sengaja.
Pengetahuan mengenai dakwah adalah
merupakan pengetahuan biasa, karena pengetahuan ini hanya sekadar tahu tentang
dakwah tanpa adanya penyelidikan dan analisis lebih lanjut tentang dakwah
tersebut. Tetapi pengetahuan tersebut
dapat meningkat menjadi pengetahuan ilmiah atau pengetahuan ilmu dakwah
dikembangkan dalam penelitian sehingga dapat diketahui sebab akibat atau
asal-usul.
Ilmu pengetahuan dalam aktivitas
penyampaian ajaran Islam atau dakwah
kepada orang lain, harus memiliki pengetahuan yang berobjektivitas, bermetodos,
universal dan sistematis.
B.
Eksistensi dan
Objek Studi Ilmu Dakwah
Setiap Ilmu pengetahuan mempunyai objek studi seperti:
Objektif, berarti bahwa ilmu itu harus
sesuia dengan keadaan objeknya dan “ persesuaian antara pengetahuan dan
objeknya itulah yang disebut kebenaran.[2]
Bermetodos,
senantiasa alat yang digunakan untuk menguji suatu kebenaran
pengetahuan, atau metode yang digunakan sesuai dengan objek studinya.
Universal, artinya kebenaran yang telah
diperoleh dengan metode ilmiah itu harus merupakan kebenaran yang bersifat
umum.
Sistematis, artinya pengetahuan dakwah itu
talah tersusun secara menyeluruh yang bagian-bagiannya memiliki korelasi antara
satu dengan lainnya.
Lalu,
apakah dakwah telah memenuhi persyaratan sebagai ilmu pengetahuan?
Agar
lebih jelas memahami tingkat keilmuan dakwah sejauh ini, perlu di analisis
dengan tiga landasan;
1. Landasan Ontologis
Adapun
ilmu dakwah adalah proses membicarakan tentang aktifitas pengetahuan yang
berasal dari Allah SWT lalu dikembangkan umat islam dalam susunan sisematis dan
terorganisir serta prosedur ilmu dakwah sebagai metode ilmiah yang menjelaskan
tentang pengetahuan bagaimana mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada
yang benar sesuai perintah Allah untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di
dunia dan akhirat.
Pada
hakikatnya ilmu dakwah adalah ajaran yang berisi pesan dan pendidikan agama
islam untuk membangun dan mengembalikan manusia pada fitrahnya.
2. Landasan Epistemologis
Berbicara
tentang teori pengetahuan ilmu dakwah meliputi pembahasan yang berkaitan dengan
seluk beluk pengetahuan ilmu dakwah mulai dari ma’rifat, asal-usul dan landasan
atau sumber, unsur-unsur serta metode membangun imu dakwah.
Sementara
Ilmu-ilmu dakwah yang ada, landasan epistemologinya masih mengandalkan
sumber dari alqur’an dan hadits, tetapi kurang berusaha menggali dari kerangka
teoritisnya. Dari pengalaman-pengalaman dan melakukan eksperimen yang kita
lalui di kehidupan sosial ini. Kita dapat menganalisa secara induktif untuk memunculkan teori-teori secara logis dan
dapat diterima kebenarannya secara umum.
3. Landasan Aksiologi
Pengetahuan
adalah kekuasaan , kata Fracis Bacon di abad yang silam. Apakah kekuasaan itu
merupakan berkah atau malapetaka bagi umat manusia, itu tergantung pada
menggunakan kekuasaan tersebut. Arah mana yang ditempuh dalam memanfaatkan
pengetahuan sangat tergantung pada sistem nilai bagi si pemilik sistem
tersebut. Ilmu dakwah jelas pemiliknya adalah umat Islam yang memiliki syarat
nilai, bahwa hidup ini untuk Allah semata dan memanfaatkan hidup bagi sesama
manusia.
Selo
Soemardjan [3]
beliau membagi ilmu dakwah sebagai berikut:
a. Ilmu Spiritual
Yaitu
suatu seperangkat kepercayaan yang memberi pedoman pada manusia bagaimana
caranya mengatur hubungan dengan Tuhan dengan manusia, dan makhluk-makhluk lain
di dunia. Adapun kepercayaan itu dapat diartikan sebagai keyakinan yang mapan
serta mantap tidak saja dalam pikiran, akan tetapi di dalam seluruh jiwa
manusia, sehingga keyakinan itu menentukan pola dan arah pandangan manusia
terhadap hubunga dengan Tuhan dan sesama manusia. Di dalam ilmu ini kepercayaan
lebih kuat dari pemikiran.
b. Ilmu Intelektual
Ilmu
ini boleh katakan sekuler dalam arti tidak berpijak pada kepercayaan atau agama
apapun. Ilmu ini sering disebut sebagai ilmu pengetahuan oleh karena di ambil
dari unsur-unsur pengetahuan dan di olah dengan rasio atau daya pikir manusia.
Ilmu ini juga disebut ilmu disiplin dimana pemikiran dengan menggunakan rasio,
tidak dipengaruhi oleh emosi atau rasa ; penggunaan lagika, bahan-bahan
pemikiran yang dapat dibuktikan kenyataan atau kebenarannya, teori yang
dikandung dengan hipotesis-hipotesis yang
dapat di tes dengan eksperimen
terbuka.
Di
sini apakah dakwah islam dapat dinamakan ilmu atau tidak, tergantung dari
pengertian ilmu yang mana yang hendak di pakai. Kalau yang ditampakan adalah
arti yang pertama maka tidak perlu diragukan lagi bahwa dakwah termasuk dalam
pengertian ilmu praktis semua unsur ilmu dalam arti pertama itu terpenuhi dalam
dakwah. Lain, jika mengkategorikan dakwah dalam arti yang kedua karena perlu
mendapatkan bahasan yang lebih cermat. [4]
Kaitannya
ilmu dakwah dengan ilmu-ilmu sosial lainnya:[5]
No
|
Komponen Dakwah
|
Objek Kajian
|
Ilmu yang berkaitan
|
1
|
Pelaku
Dakwah
|
Perilaku
sosial, latar belakang, sosiokultural, religiositas, posisi hukum
|
Psikologi
sosial, Antropologi, Sosiologi, Etnografi, Sosio Agama, Psikologi Agama, Ilmu
Hukum
|
2
|
Pesan
Dakwah
|
Struktur,
isi, appeals
|
Sosiolinguistik, psikolinguistik, psikologi, komunikasi,
retorika
|
3
|
Sasaran
Dakwah
|
Perilaku
sosial, latar belakang sosiocultural religiosity, proses/ sosialisasi nilai
masalah sosial
|
Psikologi
sosial, sosiologi ( sosial, planning, sosial change), psikologi ( sosiologi )
agama, ilmu politik.
|
4
|
Media
Dakwah
|
Accessability,
effectiveness, ownership, economy
|
Ilmu
komunikasi ( media analisis) ilmu ekonomi
|
5
|
Efek
Dakwah
|
Perilaku
individual, perubahan sosial
|
Psikologi,
sosiologi, antropologi, ilmu politik
|
6
|
Metode
Dakwah
|
Persuasi,
edukasi, koreksi
|
Komunikasi,
ilmu pendidikan, sosial planning.
|
C. Ilmu-ilmu Bantu Ilmu Dakwah
Suatu ilmu selalu berhubungan atau
bahkan saling membutuhkan satu sama lain untuk menerangkan objek kajiannya. Ia
tidak bisa berkembang tanpa bekerja sama dengan ilmu lainnya.
Ilmu dakwah juga mengalami keadaan
yang demikian. Ilmu dakwah selalu objek studi formalnya.
1.
Ilmu Dakwah dan
Ilmu-ilmu Agama Islam
Ilmu dakwah
yang menerangkan seluk-beluk dakwah
Islamiah, atau penyampaian ajaran islam kepada orang lain memiliki kaitan
sangat erat dengan ilmu agama ( islam) seperti Tafsir, Fikih, Perbandingan
Agama, dan sebagainya. Dengan penggalian ajaran Islam melalui ilmu-ilmu ini,
maka semakin dapat diketahui hal-hal yang berkaitan dengan dakwah baik dengan
cara-cara dakwah, pengaruhnya terhadap sikap dan tingkah laku seseorang,
media-media dakwah dan masalah-masalah yang lain yang termasuk objek forma ilmu
dakwah.
2. Ilmu-ilmu Dakwah dan Ilmu-ilmu Sosial-Politik
Ilmu-ilmu
sosial ini menerangkan berbagai macam segi kehidupan individu dan sosial secara
detail dan terinci. Oleh karena ilmu ini dapat membantu ilmu dakwah dalam
memahami masyarakat tersebut, sebab penyampaian ajaran islam yang menjadi
sarana ilmu dakwah sangat kompleks yang menyangkut segi struktur sosial, proses
sosial, interaksi sosial, dan perubahan sosial seperti yang di bahas dalam
sosiologi maupun tingkah laku manusia sebagai pribadi sosial dan masalah-masalah
kejiwaan lainnya seperti yang dikaji dalam ilmu psikologi dan psikologi sosial.
3. Ilmu Dakwah dan Ilmu-ilmu Normatif dan Metodologis
Yang
dimaksud dengan ilmu-ilmu normatif ialah ilmu-ilmu yang membicarakan bagaimana
seharusnya sesuatu itu, sebagai kebalikan dari ilmu-ilmu positif yang
membicarakan suatu menurut apa adanya. Yang termasuk ilmu-ilmu normatif ialah
antara lain:
a.
Ilmu dakwah dan
ilmu penelitian ( riset)
Ilmu
dakwah sangat memerlukan bantuan ilmu penelitian atau metode riset, baik untuk merumuskan
dakwah sebagai ilmu maupun mengembangkannya lebih lanjut, sebagaimana telah
diuraikan lebih detail pada pembahasan sebelumnya.
b.
Ilmu dakwah dan
logika
Logika
adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
berpikir dengan benar seperti dikatakan Irving, M. Copi ; “ pokok studi logika
adalah bahasan mengenai metode dan prinsip-prinsip yang dipakai untuk
membedakan cara berfikir yang benar dan tidak benar”. [6]
Bagi
ilmu dakwah , ilmu logika ini dipakai untuk memahami secara benar objek kajian
serta untuk menguji kebenaran ilmiahnya. Sedangkan untuk dakwah atau
penyampaian ajaran islam itu sendiri ilmu logika ini sangat membantu seorang
da’i sehingga ia dapat menuturkan dakwahnya secara logis.
c.
Ilmu dakwah dan
bimbingan penyuluhan
Ilmu
dakwah dan ilmu ini saling membutuhkan satu sama lain, ilmu dakwah dapat
memakai metode-metode yang ada dalam bimbingan dan penyuluhan, sedangkan
bimbingan dan penyuluhan sebagai approach atau pendekatan.
d.
Ilmu dakwah dan
ilmu retorika
Retorika
merupakan suatu tutur yang sesuai dan memberikan informasi rasional kepada
pihak lain, (Bryan). [7]
Fungsi retorika adalah memberikan bimbingan pada penutur tentang tahap-tahap kegiatan bertutur yaitu,
mempersiapkan, menata, dan menampilkan tutur yang harus dikerjakan dengan
sungguh-sungguh.
e.
Ilmu dakwah dan
ilmu publisistik atau komunikasi
Jika dilihat
dari obyeknya dakwah memiliki hubungan dengan komunikasi dalam ilmu-ilmu
sosial. Yang dimaksud dengan hubungan komunikasi dan dakwah di sini adalah
hubungan komunikasi sebagai disiplin ilmu dengan dakwah sebagai kegiatan amar
ma’ruf dan hanyi munkar, pesan berupa nasihat, serta sebagai proses
penyampaian pesan risalah Islamiyah. Ilmu komunikasi dewasa ini telah
berkembang demikian pesat, berbagai studi yang dilakukan yang berkenaan dengan
tingkah laku manusia sebagai pelaku komunikasi, media komunikasi yang dipakai,
serta kecenderungan dan ide-ide yang berkembang serta berbagai aspek lain yang
erat hubungannya dengan proses penyampaian pesan dan kekuatan pengaruh pesan
tersebut dalam diri peserta komunikasi. Selain itu dapat juga dilihat
perkembangan yang pesat dalam bidang sarana dan prasarana yang dapat digunakan
dalam kelancaran komunikasi.
Tujuan utama
dakwah adalah menyampaikan (tablîgh) risalah atau pesan Ilahiah,
dan sejak pada masa awalnya tablîgh menggunakan
kata-kata baik yang tertulis maupun yang terucapkan, dengan manusia sebagai
objek sasarannya. Hingga dapat dikatakan komunikasi dan dakwah adalah dua hal
yang sama, keduanya menjadikan manusia sebagai sasaran, menggunakan media yang
sama, tujuan dan alat yang sama.[8]
Ilmu ini
banyak memberikan kontribusi terhadap
ilmu dakwah sebab ilmu dakwah itu sendiri membahas proses komunikasi yang
berisikan ajaran islam dari seseorang atau masyarakat yang lain. Oleh karena
itu, dapat diartikan bahwa dakwah adalah suatu bentuk komunikasi dari sekian banyak
bentuk komunikasi yang menggunakan
ajaran islam dan dalam pelaksanaannya dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang
ada dalam ajaran islam.
[1]. Jalaluddin
Rahmat, Ilmu Dakwah dan Kaitannya dengan Ilmu-ilmu Lain, (Semarang,
Seminar, 1990), h. 4.
[2] .
Poedjawijadna, Ibid., h. 16
[3]
. Selo
Soemardjan, Dakwah Suatu Tinjauan Sosiologis, (Jakarta, Makalah Seminar,
1992), h. 5-6
[4] . Ibid., h. 7
[6]
. Copi. Irvin, M.
Introduction to Logic, ( New York, Mc. Milan, Book Company , 1981), h. 3
[8]
. Taufiq Yusuf al-Waai’y al-da‘wah i’la Allah al-risâlah
–al-wâsîlah—al-hadap, (Kuwait, Dârul Yaqîn,) h, 427
[9]. Jalaluddin
Rahmat, Ilmu Dakwah dan Kaitannya dengan Ilmu-ilmu Lain, (Semarang,
Seminar, 1990), h. 4.
[10].
Poedjawijadna, Ibid., h. 16
Komentar
Posting Komentar